Selamat membaca
SEJARAH, TEORI, DAN KRITIK ARSITEKTUR
semoga bermanfaat

DONASI THIS BLOG

judul widget leftbar

Text

Labels

SPONSOR

Blogger news

Translation

translation services

DONATION FOR BLOG

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

SEJARAH, TEORI, DAN KRITIK ARSITEKTUR

SEJARAH, TEORI, DAN KRITIK ARSITEKTUR

Sejarah, Teori dan Kritik dalam ilmu arsitektur merupakan aspek-aspek yang tidak dapat dipisahkan dan ketiga hal tersebut memiliki keterkaitan dan saling terkait. Proses ber-arsitektur secara terus menerus akan melahirkan teori arsitektur, sedangkan kritik arsitektur merupakan buah dari teori arsitektur.
Sebuah siklus yang berlaku secara universal

1. Sejarah Dalam Arsitektur
Pembelajaran tentang sejarah dalam arsitektur akan terkait dengan deskripsi dan interpretasi kajian akan keberhasilan dari produk arsitektur. Kesalahan dan kekurangan masa lampau menjadi pelajaran yang terbaik saat ini agar dapat menghasilkan karya arsitektur yang bermanfaat dan berguna.
Monumen-monumen bangunan bersejarah hasil karya nenek moyang yang sudah berdiri pada masa lampau sampai sekaang tetap terkenang namanya bahakan masih dapat dijadikan konsumsi secara visual dan edukasi dapat dijadikan suatu kebanggaan sebagai pelajaran bahwa pada jaman dahulu orang sudah dapat membuat bangunan yang indah dan megah.
Arsitektur dipandang sebagai bangunan atau teknik membuat bangunan dimana melalui proses yang terdiri dari : Perencanaan (ide atau gagasan), Perancangan (desain) dan pelaksanaan pembangunan. Arsitektur juga dipandang sebagai ruang atau pemenuhan kebutuhan akan ruang oleh manusia untuk melakukan segala aktivitas tertentu. Arsitektur dipandang sebagai sejarah, dimana arsitektur merupakan ungkapan fisik dan peninggalan budaya suatu mayarakat, dalam batasan tempat dan waktu. Keberadaan arsitektur sendiri seumur dengan peradaban manusia di muka bumi ini.
Sejarah dan arsitektur mencakup dimensi ruang dan waktu yang tidak dapat ditentukan batasannya. Oleh karenanya kajian terhadap sejarah arsitektur dilakukan berdasarkan kronologis menurut ruang, dimensi dan waktu. Pengkajian ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : primitif tradisional, klasik dan modern. Pembagian ini masih bersifat global sehingga tiap-tiap periode masih harus dikelompokkan lagi secara terperinci.

2. Teori Dalam Arsitektur
Teori dalam arsitektur merupakan deskripsi dari beberapa pertanyaan-pertanyaan, yaitu :

* Apakah arsitektur itu?
* Apa yang harus dicapai dengan arsitektur?
* Bagaimana cara merancang/mendesain?
* Apa produk dari arsitektur?
* Bagaimana seorang arsitek menemukan ide?
* Dsb.

Tujuan untuk mempelajari teori arsitektur adalah:

* Membantu mengenal dan mempelajari karya arsitektur;
* Membantu arsitek dalam proses merancang;
* Memberi arah dalam proses desain namun tidak dapat menjamin hasil karya yang sempurna;
* Merupakan dugaan, harapan, hipotesis yang dapat diidentifikasikan namjn sering tidak ilmiah.

Menurut Vitruvius, tujuan arsitektur tergantung pada susunan penataan, keselarasan dalam pergerakan, simetri, kesesuaian dan ekonomi. Arsitektur ditentukan oleh fungsi/kenyamanan, struktur/ketahanan, dan estetika/keindahan. Menurut Bruno Zevi, teori arsitektur meliputi cara mengidentifikasikan variabel-variabel penting, ruang, struktur dan proses-proses aktifitas kehidupan masyarakat.
Ruang merupakan unsur pokok, memahami ruang berarti mengetahui bagaimana cara melihat (elemen-elemen arsitektur) dan merupakan kunci untuk mengenal dan memahami arsitektur bangunan. Cara memandang, mengenal, dan memahami arsitektur antara lain dengan analogi :

* Arsitektur dianggap sesuatu yang organik
* Arsitektur merupakan suatu bahasa
* Arsitektur dianggap seperti mesin


3. Kritik Dalam Arsitektur
Kritik merupakan rekaman dari tanggapan terhadap lingkungan buatan (built environment). Kritik meliputi semua tanggapan termasuk tanggapan negatif dan pada hakekatnya kritik bermaksud menyaring dan melakukan pemisahan. Ciri pokok kritik adalah pembedaan dan bukan penilaian (misalnya : reaksi penduduk terhadap rancangan pemukiman dilakukan dengan metode penyampaian tanggapan).
Metode kritik arsitektur terdiri dari :

* Kritik Normatif; kritik ini berdasarkan pada pedoman baku normatif.
* Kritik Penafsiran; kritik ini merupakan penafsiran dan bersifat pribadi.
* Kritik Deskriptif; bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada, menjelaskan proses terjadinya perancangan bangunan.

Sumber : http://kuliaharsitektur.blogspot.com/

0 komentar

Silahkan Beri Komentar Saudara...

Popular Posts

TRAFFICT

Judul widget rightbar

Label

Tag Cloud Comulus Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Template Oleh trikmudahseo